
Nenek Penjual Kacang Goreng Bisa Naik Haji – Raut bahagia gak henti-hentinya terpancar dari muka Sunak Mutiha Djumakah (64) . Nenek penjual kacang goreng seharga Rp 500-an asal Probolinggo, ini gak mengira dianya dapat penuhi panggilan Allah ke Tanah Suci.
Sunak adalah calon jemaah haji (Calhaj) Kloter 9 asal Probolinggo. Mulai sejak muda, diakui dia pingin menunaikan rukun Islam ke lima ini. Ia juga kumpulkan pundi-pundi rupiah hasil dari keuntungannya berjualan kacang goreng.
Gak itu saja, Sunak mengatakan jual kacangnya di warung-warung kira-kira tempat tinggalnya. Satu kacang dipasarkan Rp 400 buat dipasarkan kembali warung itu seharga Rp 500.
” Kerjanya jualan kacang. Di warung-warung titip saya direntengi dipasarkan Rp 500-an, saya dapatnya Rp 400. Isi 25 saya jual Rp 10 ribu, ” kata Sunak buka ceritanya di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) Sukolilo Surabaya, Rabu (10/7/2019) .
Sunak memainkan pekerjaan ini kira-kira 17 tahun yang silam. Selesai ditinggal suaminya wafat, Sunak gak punyai alternatif lain tidak hanya mengusahakan cari sesuap nasi sendiri.
” Jadi saya kan tidak miliki kerjaan, turut orang saya takut. Beli kacang, jadi pertama saya jual Rp 100-an. Ya bila tidak payu (laris) ya tidak payu, ” lanjut Sunak.
Dalam satu hari, Sunak mengatakan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 20 ribu. Akan tetapi, uang itu dibaginya buat ongkos hidup serta menabung. Sunak menjelaskan dianya kerapkali mengirit pengeluaran, lebih buat makan.
” Kacangnya saya goreng sendiri. Ya sekitar Rp 20 ribu. Uangnya sejumlah ditabung, bekasnya dari makan ya ditabung. Kan kita tidak royal makannya. Seadanya lah. Saya eman-eman bila ingin beli ini itu, ” timpalnya.
Dari menyisihkan dikit keuntungannya itu, kira-kira di tahun 2010, Sunak selanjutnya buka tabungan haji di salah satunya bank. Kala itu, tabungan mulainya Rp 1 juta.
” Tahun 2010 daftar, saya daftar di bank. Sedikit-sedikit lantaran saya orang kecil. Saya lupa saya, sekitar Rp 1 juta. Diberikan orang dikelompokkan, bisa kerja dikelompokkan sama saya. Hasilnya itu tidak tahu bisa berapakah, berapa-berapa saya simpan ke bank. Uang kecil tabungan di dalam rumah itu. Semakin lama kok cukup banyak saya simpan bank, ” ujarnya.
Kala diberi pertanyaan dengan siapa ia pergi, ibu satu anak ini menjelaskan dianya pergi sendiri. Akan tetapi, Sunak mengatakan gak rasakan sendiri lantaran bersua banyak orang-orang baru yg baik dengannya.
Tidak hanya itu, Sunak memberikan tambahan apabila sekian lama ini dianya tak ada keluh kesah apa pun berkaitan kesehatannya. Sunak mengharap dapat sehat serta kuat melakukan beribadah haji sampai pulang kembali pada kampung halaman.
” Bila dari rumah sendirian, bila di sini ya banyak. Tidak ada keluarga, sendiri. Namun di sini tetangga banyak, ” sebut Sunak.